Agatha Christie - Anjing Kematian #59




IV

Senja kembali turun di cottage tersebut. Malam ini hidangannya adalah telur-telur rebus dan daging kaleng Tak lama kemudian, Mrs. Dinsmead datang dari dapur, membawa sebuah poci teh besar. Keluarga itu duduk mengelilingi meja.
      “Cuacanya beda sekali dengan cuaca semalam,” kata Mrs. Dinsmead sambil memandang ke luar jendela.
      “Ya,” kata Mr. Dinsmead, “malam ini begitu hening, sampai-sampai kalau ada jarum jatuh pun akan terdengar. Nah, Ma, tolong tuangkan tehnya.”
      Mrs. Dinsmead menuangkan teh ke cangkir-cangkir dan mengedarkannya ke seputar meja. Kemudian, saat menaruh poci teh itu, sekonyong-konyong ia memekik pelan dan menekankan satu tangan ke dadanya. Mr. Dinsmead berputar di kursinya mengikuti pandang ketakutan istrinya. Mortimer Cleveland berdiri di ambang pintu. Ia melangkah maju. Sikapnya menyenangkan dan menyiratkan permohonan maaf.
      “Maaf, saya mengejutkan Anda,” katanya. “Ada sesuatu yang ketinggalan di sini.”
      “Ketinggalan,” seru Mr. Dinsmead. Wajahnya menjadi ungu, urat-urat darahnya membesar. “Apa yang ketinggalan itu, saya ingin tahu.”
      “Sedikit teh,” sahut Mortimer.
      Dengan satu gerakan cepat ia mengambil sesuatu dari sakunya, kemudian ia mengambil salah satu cangkir teh dari meja, mengosongkan sedikit isinya ke sebuah tabung tes kecil yang ia pegang di tangan kirinya.
      “Apa... apa yang Anda lakukan?” Mr. Dinsmead terkesiap. Wajahnya sekarang pucat pasi. Warna ungunya sudah hilang begitu saja. Mrs. Dinsmead mengeluarkan jeritan ketakutan pelan dan nyaring.
      “Saya rasa Anda sudah membaca koran, Mr. Dinsmead? Saya yakin begitu. Kadang kita membaca berita tentang separuh keluarga yang keracunan, beberapa di antaranya pulih kembali. Dalam kasus ini, satu orang tidak akan pulih. Penjelasan pertama tentu saja adalah daging kaleng yang kalian makan, tapi seandainya sang dokter merasa curiga, dan tidak mudah percaya dengan teori daging kaleng itu? Ada sebungkus arsenik di lemari makanan Anda. Di rak bawahnya ada sebungkus teh. Dan ada lubang di rak paling atas, jadi apa lagi yang lebih wajar selain alasan bahwa arsenik itu masuk ke dalam teh secara tidak sengaja? Anak Anda, Johnnie, akan disalahkan karena ceroboh, tidak lebih dari itu.”
      “Saya... saya tidak mengerti maksud Anda,” Dinsmead tergagap.
      “Saya rasa Anda mengerti.” Mortimer mengambil cangkir teh kedua dan mengisi tabung tes kedua. Ia memasang label merah pada satu tabung dan label biru pada tabung lainnya. “Tabung berlabel merah ini berisi teh dari cangkir anak perempuan Anda, Charlotte,” katanya. “Dan yang satunya lagi dari cangkir Magdalena. Saya siap bersumpah bahwa dalam tabung pertama saya akan menemukan arsenik yang kadarnya empat-lima kali lebih besar daripada di dalam tabung kedua.”
      “Anda sudah sinting,” kata Dinsmead.
      “Oh, tidak. Sama sekali tidak. Hari ini Anda mengatakan pada saya, Mr. Dinsmead, bahwa Magdalena adalah anak kandung Anda. Charlotte adalah anak yang Anda adopsi, anak yang begitu mirip dengan ibunya, sampai-sampai ketika saya memegang foto si ibu di tangan saya hari ini saya mengira itu foto Charlotte sendiri. Anda ingin anak kandung Anda yang mendapatkan warisan itu, dan berhubung tak mungkin Anda menyembunyikan Charlotte dari pandangan umum, dan seseorang yang mengenal ibunya mungkin menyadari kemiripannya dengan ibunya, maka Anda memutuskan... yah, menaruh sedikit arsenik di dasar cangkir teh itu.”
      Mrs. Dinsmead mendadak tertawa nyaring, sambil bergoyang-goyang histeris di kursinya. “Teh,” katanya dengan suara melengking. “Itu yang dia katakan, teh, bukan limun.”
      “Apa kau tidak bisa diam?” bentak suaminya dengan suara menggelegar.
      Mortimer melihat Charlotte menatapnya dari seberang meja dengan mata terbelalak, bertanya-tanya. Kemudian ia merasakan sebuah tangan menyentuh lengannya, dan Magdalena menariknya keluar, agar tidak ada yang bisa mendengar.
      “Itu,” katanya sambil menunjuk tabung-tabung tersebut. “Ayah, Anda tidak akan...”
      Mortimer menyentuh bahu gadis itu. “Anakku,” katanya, “kau tidak percaya pada masa lalu, tapi aku percaya. Aku percaya akan atmosfer rumah ini. Kalau ayahmu tidak tinggal di sini, barangkali, kataku barangkali - ayahmu tidak akan membuat rencana semacam itu. Aku akan menyimpan kedua tabung ini untuk menjaga Charlotte, sekarang dan di masa depan. Di luar itu, aku tidak akan berbuat apa-apa, sebagai rasa terima kasih pada tangan yang telah menuliskan SOS itu.”

TAMAT

- ebook Anjing Kematian karya Agatha Christie. (Beritahu kalau file tersebut tidak dapat diunduh)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...